Mau Sukses? Dunia dan Akhirat?

segudang ilmu, artikel, kultum yg dapat berguna bagi para pembaca di masa depan nanti

Jumat, 10 Juli 2015

Apa yg terjadi jika 10 hari terahir ramadan?


Bersemangatlah di Sepuluh Hari Terakhir Bulan Ramadhan

Para pembaca -yang semoga dimudahkan Allah untuk melakukan ketaatan-. Perlu diketahui bahwa sepertiga terakhir bulan Ramadhan adalah saat-saat yang penuh dengan kebaikan dan keutamaan serta pahala yang melimpah. Di dalamnya terdapat malam yang lebih baik dari seribu bulan. Oleh karena itu suri tauladan kita -Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam– dahulu bersungguh-sungguh untuk menghidupkan sepuluh hari terakhir tersebut dengan berbagai amalan melebihi waktu-waktu lainnya.
Sebagaimana istri beliau -Ummul Mu’minin Aisyah radhiyallahu ‘anha– berkata,
كَانَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يَجْتَهِدُ فِى الْعَشْرِ الأَوَاخِرِ مَا لاَ يَجْتَهِدُ فِى غَيْرِهِ.
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sangat bersungguh-sungguh pada sepuluh hari terakhir dari bulan Ramadhan, melebihi kesungguhan beliau di waktu yang lainnya.” (HR. Muslim)
Aisyah radhiyallahu ‘anha juga mengatakan,
كَانَ النَّبِىُّ – صلى الله عليه وسلم – إِذَا دَخَلَ الْعَشْرُ شَدَّ مِئْزَرَهُ ، وَأَحْيَا لَيْلَهُ ، وَأَيْقَظَ أَهْلَهُ
“Apabila Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memasuki sepuluh hari terakhir (bulan Ramadhan), beliau mengencangkan sarungnya (untuk menjauhi para istri beliau dari berjima’, pen), menghidupkan malam-malam tersebut dan membangunkan keluarganya.” (HR. Bukhari & Muslim)
Maka perhatikanlah apa yang dilakukan oleh suri tauladan kita! Lihatlah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bukanlah malah mengisi hari-hari terakir Ramadhan dengan berbelanja di pusat-pusat perbelanjaan untuk persiapan lebaran (hari raya). Yang beliau lakukan adalah bersungguh-sungguh dalam melakukan ibadah seperti shalat, membaca Al Qur’an, dzikir, sedekah dan lain sebagainya. Renungkanlah hal ini!

Keutamaan Lailatul Qadar

Saudaraku, pada sepertiga terakhir dari bulan yang penuh berkah ini terdapat malam Lailatul Qadar, suatu malam yang dimuliakan oleh Allah melebihi malam-malam lainnya. Di antara kemuliaan malam tersebut adalah Allah mensifatinya dengan malam yang penuh keberkahan. Allah Ta’ala berfirman,
إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةٍ مُبَارَكَةٍ إِنَّا كُنَّا مُنْذِرِينَ (3) فِيهَا يُفْرَقُ كُلُّ أَمْرٍ حَكِيمٍ
“Sesungguhnya Kami menurunkannya (Al Qur’an) pada suatu malam yang diberkahi. dan sesungguhnya Kami-lah yang memberi peringatan. Pada malam itu dijelaskan segala urusan yang penuh hikmah.” (QS. Ad Dukhan [44]: 3-4)
Malam yang diberkahi dalam ayat ini adalah malam lailatul qadar sebagaimana ditafsirkan pada surat Al Qadar. Allah Ta’ala berfirman,
إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ
“Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Quran) pada malam kemuliaan.” (QS. Al Qadar [97]: 1)
Keberkahan dan kemuliaan yang dimaksud disebutkan dalam ayat selanjutnya,
لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ (3) تَنَزَّلُ الْمَلَائِكَةُ وَالرُّوحُ فِيهَا بِإِذْنِ رَبِّهِمْ مِنْ كُلِّ أَمْرٍ (4) سَلَامٌ هِيَ حَتَّى مَطْلَعِ الْفَجْرِ
“Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan. Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan. Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar.” (QS. Al Qadar [97] : 3-5)
Catatan: Perhatikanlah bahwa malam keberkahan tersebut adalah lailatul qadar. Dan Al Qur’an turun pada bulan Ramadhan sebagaimana firman Allah Ta’ala,
شَهْرُ رَمَضَانَ الذي أُنْزِلَ فِيهِ القرآن
“(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran.” (QS. Al Baqarah [2] : 185)
Maka sungguh sangat keliru yang beranggapan bahwasanya Al Qur’an itu turun pada pertengahan bulan Sya’ban atau pada 17 Ramadhan lalu diperingati dengan hari NUZULUL QUR’AN. Padahal Al Qur’an itu turun pada lailatul qadar. Dan lailatul qadar -sebagaimana pada penjelasan selanjutnya- terjadi pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan. Renungkanlah hal ini!

Kapan Malam Lailatul Qadar Terjadi ?

Lailatul Qadar itu terjadi pada sepuluh malam terakhir di bulan Ramadhan, sebagaimana sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,
تَحَرَّوْا لَيْلَةَ الْقَدْرِ فِى الْعَشْرِ الأَوَاخِرِ مِنْ رَمَضَانَ
“Carilah lailatul qadar pada sepuluh malam terakhir dari bulan Ramadhan.” (HR. Bukhari)
Terjadinya lailatul qadar di malam-malam ganjil itu lebih memungkinkan daripada malam-malam genap, sebagaimana sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,
تَحَرَّوْا لَيْلَةَ الْقَدْرِ فِى الْوِتْرِ مِنَ الْعَشْرِ الأَوَاخِرِ مِنْ رَمَضَانَ
“Carilah lailatul qadar di malam ganjil dari sepuluh malam terakhir di bulan Ramadhan.” (HR. Bukhari)
Terjadinya lailatul qadar di tujuh malam terakhir bulan ramadhan itu lebih memungkinkan sebagaimana hadits dari Ibnu Umar bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
الْتَمِسُوهَا فِى الْعَشْرِ الأَوَاخِرِ – يَعْنِى لَيْلَةَ الْقَدْرِ – فَإِنْ ضَعُفَ أَحَدُكُمْ أَوْ عَجَزَ فَلاَ يُغْلَبَنَّ عَلَى السَّبْعِ الْبَوَاقِى
“Carilah lailatul qadar di sepuluh malam terakhir, namun jika ia ditimpa keletihan, maka janganlah ia dikalahkan pada tujuh malam yang tersisa.” (HR. Muslim)
Dan yang memilih pendapat bahwa lailatul qadar adalah malam kedua puluh tujuh sebagaimana ditegaskan oleh Ubay bin Ka’ab radhiyallahu ‘anhu. Namun pendapat yang paling kuat dari berbagai pendapat yang ada sebagaimana dikatakan Ibnu Hajar dalam Fathul Bari bahwa lailatul qadar itu terjadi pada malam ganjil dari sepuluh malam terakhir dan waktunya berpindah-pindah dari tahun ke tahun. Mungkin pada tahun tertentu terjadi pada malam kedua puluh tujuh atau mungkin juga pada tahun yang berikutnya terjadi pada malam kedua puluh lima tergantung kehendak dan hikmah Allah Ta’ala. Hal ini dikuatkan oleh sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,
الْتَمِسُوهَا فِى الْعَشْرِ الأَوَاخِرِ مِنْ رَمَضَانَ لَيْلَةَ الْقَدْرِ فِى تَاسِعَةٍ تَبْقَى ، فِى سَابِعَةٍ تَبْقَى ، فِى خَامِسَةٍ تَبْقَى
“Carilah lailatul qadar di sepuluh malam terakhir dari bulan Ramadhan pada sembilan, tujuh, dan lima malam yang tersisa.” (HR. Bukhari)
Catatan: Hikmah Allah menyembunyikan pengetahuan tentang terjadinya malam lailatul qadar di antaranya adalah agar terbedakan antara orang yang sungguh-sungguh untuk mencari malam tersebut dengan orang yang malas. Karena orang yang benar-benar ingin mendapatkan sesuatu tentu akan bersungguh-sungguh dalam mencarinya. Hal ini juga sebagai rahmat Allah agar hamba memperbanyak amalan pada hari-hari tersebut dengan demikian mereka akan semakin bertambah dekat dengan-Nya dan akan memperoleh pahala yang amat banyak. Semoga Allah memudahkan kita memperoleh malam yang penuh keberkahan ini. Amin Ya Sami’ad Da’awat.

Do’a di Malam Lailatul Qadar

Sangat dianjurkan untuk memperbanyak do’a pada lailatul qadar, lebih-lebih do’a yang dianjurkan oleh suri tauladan kita -Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam– sebagaimana terdapat dalam hadits dari Aisyah. Beliau radhiyallahu ‘anha berkata,
قُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَرَأَيْتَ إِنْ عَلِمْتُ أَىُّ لَيْلَةٍ لَيْلَةُ الْقَدْرِ مَا أَقُولُ فِيهَا قَالَ « قُولِى اللَّهُمَّ إِنَّكَ عَفُوٌّ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّى »
“Katakan padaku wahai Rasulullah, apa pendapatmu, jika aku mengetahui suatu malam adalah lailatul qadar. Apa yang aku katakan di dalamnya?” Beliau menjawab, “Katakanlah: ‘Allahumma innaka ‘afuwwun tuhibbul ‘afwa fa’fu ‘anni’ (artinya ‘Ya Allah sesungguhnya Engkau Maha Pemaaf lagi Maha Mulia yang menyukai permintaan maaf, maafkanlah aku).”(HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah. Dikatakan shohih oleh Syaikh Al Albani. Lihat Ash Shohihah)

Tanda Malam Lailatul Qadar

[1] Udara dan angin sekitar terasa tenang. Sebagaimana dari Ibnu Abbas, Rasulullahshallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لَيْلَةُ القَدَرِ لَيْلَةٌ سَمْحَةٌ طَلَقَةٌ لَا حَارَةً وَلَا بَارِدَةً تُصْبِحُ الشَمْسُ صَبِيْحَتُهَا ضَعِيْفَةٌ حَمْرَاء
“Lailatul qadar adalah malam yang penuh kelembutan, cerah, tidak begitu panas, juga tidak begitu dingin, pada pagi hari matahari bersinar lemah dan nampak kemerah-merahan.” (HR. Ath Thoyalisi. Haytsami mengatakan periwayatnya adalah tsiqoh/terpercaya)
[2] Malaikat menurunkan ketenangan sehingga manusia merasakan ketenangan tersebut dan merasakan kelezatan dalam beribadah, yang tidak didapatkan pada hari-hari yang lain.
[3] Manusia dapat melihat malam ini dalam mimpinya sebagaimana terjadi pada sebagian sahabat.
[4] Matahari akan terbit pada pagi harinya dalam keadaan jernih, tidak ada sinar. Dari Abi bin Ka’ab bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda yang artinya, “Shubuh hari dari malam lailatul qadar matahari terbit tanpa sinar, seolah-olah mirip bejana hingga matahari itu naik.” (HR. Muslim) (Lihat Shohih Fiqh Sunnah II/149-150)

I’tikaf dan Pensyari’atannya

Dalam sepuluh hari terakhir ini, kaum muslimin dianjurkan (disunnahkan) untuk melakukan i’tikaf. Sebagaimana Abu Hurairah mengatakan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallambiasa beri’tikaf pada setiap Ramadhan selama 10 hari dan pada akhir hayat, beliau melakukan i’tikaf selama 20 hari. (HR. Bukhari)
Lalu apa yang dimaksud dengan i’tikaf? Dalam kitab Lisanul Arab, i’tikaf bermakna merutinkan (menjaga) sesuatu. Sehingga orang yang mengharuskan dirinya untuk berdiam di masjid dan mengerjakan ibadah di dalamya disebut mu’takifun atau ‘akifun. (Lihat Shohih Fiqh SunnahII/150)
Dan paling utama adalah beri’tikaf pada hari terakhir di bulan Ramadhan. Aisyah radhiyallahu ‘anha mengatakan bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa beri’tikaf pada 10 hari terakhir di bulan Ramadhan sampai Allah ‘azza wa jalla mewafatkan beliau. (HR. Bukhari & Muslim)
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam juga pernah beri’tikaf di 10 hari terakhir dari bulan Syawal sebagai qadha’ karena tidak beri’tikaf di bulan Ramadhan. (HR. Bukhari & Muslim)

I’tikaf Harus di Masjid dan Boleh di Masjid Mana Saja

I’tikaf disyari’atkan dilaksanakan di masjid berdasarkan firman Allah Ta’ala,
وَلَا تُبَاشِرُوهُنَّ وَأَنْتُمْ عَاكِفُونَ فِي الْمَسَاجِدِ
“(Tetapi) janganlah kamu campuri mereka itu, sedang kamu beri’tikaf dalam masjid.” (QS. Al Baqarah [2]: 187)
Demikian juga dikarenakan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam begitu juga istri-istri beliau melakukannya di masjid, dan tidak pernah di rumah sama sekali.
Menurut mayoritas ulama, i’tikaf disyari’atkan di semua masjid karena keumuman firman Allah di atas (yang artinya) “Sedang kamu beri’tikaf dalam masjid”.
Adapun hadits marfu’ dari Hudzaifah yang mengatakan, “Tidak ada i’tikaf kecuali pada tiga masjid”, hadits ini masih dipersilisihkan apakah statusnya marfu’ atau mauquf. (Lihat Shohih Fiqh Sunnah II/151)

Wanita Juga Boleh Beri’tikaf

Dibolehkan bagi wanita untuk melakukan i’tikaf sebagaimana Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengizinkan istri tercinta beliau untuk beri’tikaf. (HR. Bukhari & Muslim)
Namun wanita boleh beri’tikaf di sini harus memenuhi 2 syarat: [1] Diizinkan oleh suami dan [2] Tidak menimbulkan fitnah (masalah bagi laki-laki). (Lihat Shohih Fiqh Sunnah II/151-152)

Waktu Minimal Lamanya I’tikaf

I’tikaf tidak disyaratkan dengan puasa. Karena Umar pernah berkata kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Ya Rasulullah, aku dulu pernah bernazar di masa jahiliyah untuk beri’tikaf semalam di Masjidil Haram?” Lalu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan, “Tunaikan nadzarmu.” Kemudian Umar beri’tikaf semalam. (HR. Bukhari dan Muslim)
Dan jika beri’tikaf pada malam hari, tentu tidak puasa. Jadi puasa bukanlah syarat untuk i’tikaf. Maka dari hadits ini boleh bagi seseorang beri’tikaf hanya semalam, wallahu a’lam.

Yang Membatalkan I’tikaf

Beberapa hal yang membatalkan i’tikaf adalah: [1] Keluar dari masjid tanpa alasan syar’i atau tanpa ada kebutuhan yang mubah yang mendesak (misalnya untuk mencari makan, mandi junub, yang hanya bisa dilakukan di luar masjid), [2] Jima’ (bersetubuh) dengan istri berdasarkan Surat Al Baqarah: 187 di atas. (Lihat Shohih Fiqh Sunnah II/155-156)
Perbanyaklah dan sibukkanlah diri dengan melakukan ketaatan tatkala beri’tikaf seperti berdo’a, dzikir, dan membaca Al Qur’an. Semoga Allah memudahkan kita untuk mengisi hari-hari kita di bulan Ramadhan dengan amalan sholih yang ikhlas dan sesuai dengan petunjuk Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Alhamdulillahilladzi bi ni’matihi tatimmush sholihaat, wa shallallahu ‘ala nabiyyina Muhammad wa ‘ala alihi wa shohbihi wa sallam.




Kamis, 21 Mei 2015

Jangan Pernah Tinggalkan Sholat


          Pada suatu senja yang lengang, terlihat seorang wanita berjalan terhuyung. Pakainnya yg serba hitam menandakan bahwa ia berada dalam duka cita yg mencekam. Kerudungnya menangkup rapat hampir seluruh wajahnya, tanpa rias muka atau perhiasan menempe di tubuhnya. Kulit yg bersih, badan yg ramping dan roman mukannya yg ayu, tidak dapat menghapus kesan kepedihan yg tengah meruyak hidupnya. Ia melangkah terseret – seret mendekati kediaman rumah Nabi Musa as. Di ketuknya pintu pelan – pelan sambil mengucapkan Luk salam.
          Maka terdengarlah ucapan dari dalam “Silakan Masuk”. Perempuan cantik itu lalu berjalan masuk sambil kepalanya terus menunduk, air matanya berderai tatkala ia berkata, “Wahai Nabi Allah, tolonglah saya, doakan saya agar Tuhan berkenan mengampuni dosa keji saya. “apakah dosamu wahai wanita ayu?” tanya Nabi Musa as terkejut. “saya takut mengatakannya.” Jawab wanita cantik.
“katakanlah jangan ragu2!” desak Nabi Musa. Maka perempuan itupun terpatah bercerita, “saya.....telah berzina.” Kepala Nabi Musa terangkat, hatinya tersentak. Perempuan itu itu meneruskan, “dari perzinaan itu saya bu...lantas hamil, setelah anak itu lahir, langsung saya.......cekik lehernya sampai.....meninggal, “ ucap wanita itu seraya menangis sejati – jadinya.
Nabi Musa berapi –api matanya, dengan muka berang ia menghardik “perempuan bejad, enyah kamu dari sini! Agar siksa Allah tidak jatuh ke dalam rumahku karena perbuatanmu, pergi!..” teriak Nabi Musa sambil memalingkan mata karena jijik. Perempuan berwajah ayu dan hati bagaikan kaca membentur batu, hancur luluh segera bangkit dan melangkah surut. Dia terantuk – antuk keluar dari dlm rumah Nabi Musa as, ratap tangisnya amat memilukan. Bahkan ia tak tahu mau di bawa ke mana lagi kaki – kakinya. Bila seorang Nabi saja menolaknya, bagaimana pula manusia lain bakal menerimanya? Terbayang olehnya betapa besar dosanya, betapa jahat perbuatannya. Ia tidak tahu bahwa sepeninggalnya, Malaikat Jibril turun mendtangi Nabi Musa. Sang Ruhul Amin Jibril lalu bertanya, “mengapa engkau menolak seorang wanita hendak bertobat dari dosanya? Tidakkah engkau tahu dosa yang lebih besar daripadanya?” Nabi Musa terperanjat.

Dosa apakah yg lebih besar dari kekejian wanita pezina dan pembunuh itu?”maka Nabi Musa dan penuh rasa tahu bertanya kepada malaikat Jibril. " Betulkah ada dosa yg lebih besar dari pada perempuan yang nista itu?".
"Ada!" Jawab Jibril dengan tegas.
"Dosa apakah itu?" tanya kian Musa penasaran.

"Orang yang meninggalkan sholat dengan sengaja dan tanpa menyesal. Orang itu dosanya lebih besar dari pada seribu kali berzina". Mendengar penjelasan ini Nabi Musa kemudian memanggil wanita tadi untuk menghadap kembali kepadanya. Ia mengangkat tangan dengan khusyuk untuk memohonkan ampunan kepada Allah SWT untuk perempuan tersebut. Nabi Musa menyadari, orang yang meninggalkan sholat dengan sengaja dan tanpa menyesal adalah sama saja seperti berpendapat bahwa sholat itu tidak wajib dan tidak perlu atas dirinya. Berarti ia seakan-akan menganggap remeh perintah Tuhan, bahkan seolah-olah menganggap Tuhan tidak punya hak untuk mengatur dan memerintah hamba-Nya.
sedang orang yang bertobat dab menyesali dosanya dengan sungguh-sungguh berarti masih mempunyai iman di dadanya dan yakin bahwa Allah SWT itu berada di jalan ketaatan kepada-Nya. Itulah sebabnya Tuhan pasti mau menerima kedatangannya.
Dalam hadist Nabi SAW disebutkan : "Orang yg meninggalkan sholat lebih besar dosanya dibanding dengan orang yang membakar 70 buah Al Qur'an, membunuh 70 nabi dan bersetubuh dengan ibunya di dalam Ka'bah". Dalam hadist yang lain disebutkan bahwa orang yang meninggalkan sholat sehingga terlewat waktu, kemudian ia mengqadanya, maka ia akan disiksa dalam neraka selama satu huqub ( 1 huqub = 80 tahun ). Satu tahun terdiri dari 360 hari, sedangkan satu hari di akherat perbandingannya adalah 1000 tahun di dunia. Demikianlah kisah Nabi Musa dan wanita pezina dan dua hadist nabi, mudah-mudahan menjadi pelajaran bagi kita dan timbul niat untuk melaksanakan kewajiban sholat dengan istiqomah.
Peringatan untuk seluruh umat yang sering kali melakukan perjalanan, misalnya apabila kita pulang dari kantor sudah menjelang waktu Magrib, tapi seringkali kita merasa malas untuk menunggu, dan saat dalam perjalanan pulang adzan magrib berkumandang kita masih di dalam kendaraan, sampai dirumah sudah hampir isya'. Apabiladi jalan terjadi sesuatu yang tidak kita inginkan dan kita dipanggil oleh yang maha kuasa dalam keadaan meninggalkan sholat Magrib, Naudzubillah. Hal ini juga menjadi perhatian buat kaum wanita.

Rabu, 28 Januari 2015

Keajaiban dalam keajaiban

Assalamualaikum Wr. Wb.

Pertama - tama kita ucapkan puja puji syukur kehadirat Allah yg telah mrmberikan kita rahmat, nikmat, kesehatan lahir & batin, sehingga kita dapat menjalani kehidupan sehari - hari dgb lancar, dan tak luput pula junjungan nabi besar kita Muhammad SAW yg telah    mengubah dunia menjadi terang islamiyah.

Ketika kegiatan malam bina iman dan taqwa, saat kultum, ada salah satu anggota majlis ta'lim
menyampaikan tema KEAJAIBAN DI DALAM KEAJAIBAN,
saya sempat kaget, apa maksud dari tema itu, ternyata
tema itu berhubngan dg diri dia sendiri, dia mengisahkan dirinya sendiri yang
sedang ada pada keajaiban di dalam keajaiban.

KEAJAIBAN PERTAMA

kisahnya
saat kuliah di salah satu AKPER(Akademi Keperawatan) di Bojonegoro D3, saat dia keluar/lulus
sudah mendapatkan sertifikat praktik sbg perawat, lulusan
berikutnya untuk dpt sertifikat praktik sbg perawat harus
melalui ujian terlebih dahulu.

KEAJAIBAN KEDUA

Selanjutnya mengikuti tes CPNS yang penempatannya
di Ujung Kulon JATIM tapi Alhamdulillah dia bilang,saya tdk
lulus,ternyata Allah punya rencana lain,akhirnya dia
diinfokan temannya ada lowongan di salah satu Perusahaan diblok
minyak bjn,hanya dg modal FC KTP saja dan interview di
warung, akhirnya dia diterima kerja sbg supervysor.

KEAJAIBAN KETIGA

Setelah melewati kerja 1 pekan dia
merasakan beban kerja yg berat karena kerja dilapangan, yg panas, berat yg tidak sama sekali sesuai dg
bidangnya, tetapi dia terus memohon dan berdoa sama Allah, agar ditempatkan diposisi yg nyaman yang saat
kerja masih bisa sempat untuk sholat dhuha, pintanya pd
Allah....ternyata selang 1 minggu ada temen yg bagian kantor tidak betah, dan dia ditarik menduduki kerja sbg
admin untuk menggantikan karyawan yg tdk betah
tadi, sehingga nyawan n bisa sholat dhuha,kdang 6 rakaat
kadang juga sampai 8 rakaat, subhanallah. Allah lagi2 buat keajaiban selanjutnya dia diangkat sbg
wakil manager pada Perusahaan.

KEAJAIBAN KEEMPAT

Selang selanjutnya manager nya atau bos nya dapat tugas di sulawesi, jadi praktis PT dan segala urusan dia yg
kendalikan,bs bayangkan msh sangat muda sudah
pegang PT, dan PT tersebut kurang beberapa bulan hbs masa
kontraknya dan akan pindah dikalimantan....wow jauh
bener....hehehe tp msh indonesia kok.dia berpikir karena
anak semata wayang dari ortunya, dia berusaha sebelum
masa kontrak hbs harus dpt kerja,sehingga ada alasan
untuk menolak ikut ke kalimantan,disamping pasti
ortunya tdk mengijinkan. Alhamdulillah ada info dr temen
salah satu klinik membutuhkan tenaga perawat,akhirnya
buat lamaran,selanjutnya diantar diklinik,saat itu jg
diterima oleh direktur klinik,diinterview dan bsk langsung
suruh masuk kerja.

KEAJAIBAN KELIMA

Sekarang ini dia kerja di 2 tempat,di PT dan klinik. Alhamdulillah…ternyata
dia menerapkan anjuran salah satu ustadz diindonesia yg
terkenal dg ilmu sedekah....hehe siapa bliau....tebak
sendiri,dia melakukan riyadhah/latihan selama 40 hari
mendekat ke Allah full,sholat waijb full n berusaha
berjamaah,sholat tahajud,sholat dhuha,puasa nabi
daud,sedekah, tilawah alqur’an,kdng2 jg menghafal…hasil
nya ….amazing,amazing…subhanallah…keajaiban demi
keajaiban telah dia terima. Mudah2han kisah ini bs
memberikan inspirasi pada temen2 alkayyis,dan temen2
yg lain, untuk terus mendekat ke Allah, dzat yang
memiliki langit bumi dan seisinya,dzat yg kasih
sukses….ky ..slmt berjuang ,tetap semangat.

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Minggu, 07 Desember 2014

WELCOME BACK

Bismillahirrohmanirrohim.

Assalamualakum .

Alhamdulilah blog ini sudah berjalan lagi, sebelumnya hampir setahun tidak pernah posting. Dan adminnya skrang ganti, dlunya mas sopyan sekarang adminnya yg bernama Mustedik.

Tanggal 6 November 2014 kita kembali melaksanakan kajian rutin tiap minggu. Meski hujan tetapi masih ada yg datang (meskipun sedikit) hehehe.

Sebelum dimulai kita setoran hafalan al mulk dan al qalam, alhamdulilah banyak yg tambah hafalannya. Semoga mereka yg menghafal al quran bisa cepat hafal dan menginspirasi orang lain. Acara dibuka oleh MC umar makruf, sms inspirasi oleh saikul, kultum lucky tentang keajaiban bersabar, dilanjutkan dengan taujih yg disampaikan oleh pembina kita ust. Pak udin yg menyampaikan karakter orang beriman yg tertuang di surat an anfal ayat 2 - 4 dan ditutup oleh MC.

Sebelum pulang kita makan2 nasgornya bpknya ulul albab, hmm enak siapa yg mau...hehehe.

Demikian yg dapat saya sampaikan, semoga anda terinspirasi dan makin dekat dg Allah. Mohon jika ada kesalahan menulis karena saya baru jadi admin.

Wassalamualaikum Wr. Wb.